Selasa, 29 Mei 2018

Ritual Keboan


Ritual Keboan merupakan kearifan lokal masyarakat Desa Aliyan Banyuwangi yang masih dikemas dan dilestarikan hingga saat ini. Ritual yang bernuansa misits ini juga dilestarikan oleh warga desa Alasmalang yang juga di Banyuwangi.

Acara yang melibatkan sebagian warga desa untuk berdandan layaknya kerbau (keboan), dan wanita yang berdandan sebagai Dewi Sri sebagai pokok dari acara keboan ini. Acara ini juga dilengkapi dengan berbagai macam makanan untuk selamatan untuk berdoa bersama, dan berbagai hiasan hasil panen yang di hias di gapura desa sebagai syarat dari ritual keboan.

Upacara adat Keboan merupakan ritual bersih desa yang diselenggarakan oleh masyarakat Desa Alayan Banyuwangi, adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahesa Esa atas rejeki berupa panen hasil bumi yang melimpah, serta meminta perlindungan agar dijauhkan dari hama dan penyakit selama setahun kedepan.

Keboan digelar setiap setahun sekali di pagi hari, tepatnya setiap bulan Suro (tahun hijriah di bulan Muharram) untuk mengawali musim bercocok tanam serta bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hasil panen yang berlimpah di tahun sebelumnya.

Biasanya di Desa Aliyan, malam hari sebelum ritual Keboan ada tradisi Sonjo, Sonjo adalah bahsa using (suku khas Banyuwangi) yang berarti berkunjung. Warga desa Aliyan akan saling silaturahmi, berkunjung ke tetanga dan ngobrol santai dan disuguhkan kudapan khas Aliyan, serta kopi yang tidak dituang kedalam gelas. Melainkan ditaruh dalam teko, dan disediakan lepek untuk menikmati kopi tersebut.

Di pagi harinya sebelum melakukan Keboan, seluruh warga Desa Aliyan menggelar selamatan kampung yang di sertai doa sebelum makan bersama disepanjang jalan kampung yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat di masjid melalui pengeras suara, agar warga sekitar dapat mendengar dan mengaminkan.

Selanjutnya usai acara doa dan makan bersama, satu persatu waga yang "terpilih" mendadak kesurupan dan bertingkah layaknya kerbau dan meronta-ronta setiap kali melihat kubangan air. Lalu dilanjutkan dengan prosesi ider bumi yaitu para warga yang sudah terpilih diajak keliling desa mengikuti empat penjuru mata angin.

Ritual Keboan adalah warisan budaya yang harus dilestarikan. Kegiatan ini masuk dalam agenda Banyuwangi Festival yang merupakan agenda pariwisata budaya dan tradisi asli Banyuwangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar